Analisis Persistensi Inflasi Komoditas Pangan Strategis Di Daerah

Penelitian ini mempunyai tujuan utama adalah untuk mengkaji faktor–faktor yang mempengaruhi persistensi inflasi dan perilaku pembentukan harga pangan strategis (bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, dan daging sapi) di daerah. Secara teoritis, pada musim paceklik harga pangan akan meningkat (inflasi), namun akan dikoreksi kembali di masa panen (faktor musiman). Namun, faktanya harga pangan domestik cenderung persisten naik secara kontinyu khususnya dalam satu dekade terakhir. Untuk menganalisis fenomena persistensi komoditas pangan dimaksud, studi ini menggunakan sejumlah metode analisis, baik kualitatif–deskrinptif berdasarkan hasil survei lapang maupun analisis kuantitatif yang berbasis data sekunder. Dari hasil survei lapang, dapat disimpulkan penyebab persistensi inflasi pangan terutama oleh kondisi pasokan yang terbatas dan kuatnya dominasi supplier/distributor dan pedagang besar dalam mempengaruhi harga jual. Dalam kondisi pasokan terbatas (seperti: musim paceklik) yang mendorong ekspektasi kenaikan harga, umumnya pedagang memperoleh kenaikan persentase profit margin dibandingkan pada saat pasokan melimpah. Dari hasil analisis kuantitatif, sebagian besar provinsi memiliki tingkat persistensi inflasi yang relatif tinggi. Selanjutnya, sumber penyebab variasi persistensi inflasi daerah terutama dipengaruhi oleh variabel uncertainty, yang mengindikasikan bahwa makin tinggi tingkat uncertainity terhadap kondisi perekonomian di suatu daerah akan berpengaruh positif terhadap tingginya tingkat persistensi inflasinya. Variabel kompetisi juga diperoleh signifikan, mengkonfirmasi temuan survei bahwa struktur pasar yang terkonsentrasi mempengaruhi persistensi inflasi pangan.