Share Tenancy, Share for All

Teori marshaUian yang menyatakan bahwa sistem bagi hasil dalam pengolahan lahan akan selalu menghasilkan ketakefisienan penggunaan input tenaga kerja telah memicu pelbagai penelitian tentang sistem pengolahan lahan ini. Beberapa penelitian membantah proposisi ini, sementara lainnya mendukung. Artikel ini mencoba membangun suatu model tentang sistem bagi-hasil dalam pengolahan lahan. Kedua penulis maiggabungkan dan memodifikasi modelmodel Cheung (1969), Bardhan dan Srinirasan (1971) dan Newberry (1974). Model yang dikembangkan didasarkan atas asumsi bahwa baik pemilik lahan maupun penyewa bersikap rasional. Mereka akan mencoba memaksimumkan kesejahteraan mereka dengan memaksimumkan persentase bagi hasil yang akan diperoleh. Namun, diasumsikan pula bahwa proses maksimisasi yang dilakukan oleh masing-masing pihak tidak akan menyebabkan pihak lain memperoleh bagian yang lebih rendah dari tingkat subsistem, yang dalam model ini sebanding dengan tingkat upah yang ditetapkan secara institusional. Selain itu, diasumsikan pula bahwa perekonomian berada pada tingkat full employment (pengerjaan penuh) dan tidak ada kemungkinan kolusi sehingga tingkat bagi hasil yang terjadi adalah tingkat kompetitif. Dengan menggunakan metode optimasi logrange, diperoleh kesimpulan bahwa proses optimasi dan tawar menawar yang dilakukan oleh kedua fihak (pemilik lahan dan penyewa), akan menghaislkan tingkat bagi hasil kompetitif50: 50.